PROFESIONALISME SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT Oleh : Prof. Dr.Ridwan Amiruddin, S.KM. M.Kes., MSc.PH.
from: http://ridwanamiruddin.com/2010/04/05/profesionalisme-sarjana-kesehatan-masyarakat-oleh-prof-dr-ridwan-amiruddin-s-km-m-kes-msc-ph/
Oleh : Prof. Dr.Ridwan Amiruddin, S.KM. M.Kes., MSc.PH.
I. Pendahuluan
Pembahasan tentang profesionalisme akhir-akhir ini mencuat kepermukaan
terkait dengan tuntutan kebutuhan layanan kesehatan yang semakin tinggi
dan semakin sensitive. Dalam sector kesehatan baik bidang layanan
langsung berupa pelayanan curative di rumah sakit, puskesmas atau
praktik medic lainnya. Hal yang tak kalah urgensinya adalah
profesionalisme pekerja kesehatan pada bidang public health yang
berfokus pada aspek primordial prevention, health promotion, sampai pada
specific protection. Bagi praktisi public health profesionalisme tentu
diarahkan pada kemampuan mengisi ruang pada kebutuhan public yang masih
sangat minim perhatian.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan professional?
Dalam kepmen No.036/U/1993 tentang gelar dan sebutan lulusan perguruan
tinggi, pada bab I, pasal 1;2 sebutan professional adalah sebutan yang
diberikan kepada lulusan perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan professional, (5). Pendidikan professional adalah pendidikan
yang diarahkan pada kesiapan penerapan keahlian tertentu.
Selanjutnya yang berhak menggunakan sebutan professional adalah lulusan
pendidikan professional dari akademi, politeknik, sekolah tinggi,
institute atau universitas. Gelar akademik untuk program studi kesehatan
masyarakat adalah Sarjana Kesehatan Masyarakat yang disingkat S.K.M.
Untuk gelar akademik magister disingkat M.Kes. (dibelakang nama),
sedangkan untuk gelar akademik doctor disingkat Dr. didepan nama yang
bersangkutan. (Dikti, 1993)
II. Arah kebijakan Sumber Daya Kesehatan
Permasalahan tenaga kesehatan yang dihadapi di Indonesia terkait dengan
terbatasnya jumnlah dan distribusi yang tidak merata. Kekurangan tenaga
tejadi pada hamper semua jenis tenaga. Pada tahun 2001 ratio dokter per
100.000 penduduk sebesar 7,7. Untuk dokter gigi 2,7. Ratio untuk
sarjanakesehatan masyarakat per 100.000 penduduk baru 0.5. 1,7 apoteker,
6,6 ahli gizi, 0,1 tenaga epidemiologi dan 4,7 tenaga sanitasi. Banyak
puskesmas belum meiliki dokter dan tenaga kesehatan masyarakat.
Keterbatasan ini juga diperparah dengan sebaran tenaga yang tidak
merata. 2/3 dokter spesialis tinggal di Jawa Bali. Ratio dokter umum
per 100.000 penduduk antar wilayah sangat tinggi 2,3 di lampung hingga
28,0 di DI Yogyakarta.
Program sumber daya kesehatan dari pemerintah ditujukan untuk
meningkatkan jumlah, mutu dan penyebarannya sesuai kebutuhan, dengan
kegiatan pokok diantaranya peningkatan keterampilan dan profesionalisme
tenaga kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan.
Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan, pembinaan tenaga kesehatan dan
penyusunan standar kompetensi dan regulasi profesi kesehatan (Depkes,
2008).
III. Karier Sarjana Kesehatan Masyarakat
Mengapa mengejar karir di bidang kesehatan masyarakat?
Kesehatan masyarakat adalah bidang menarik dan tumbuh. Tantangan
profesional bidang ini adalah untuk menghadapi masalah kesehatan yang
kompleks, seperti meningkatkan akses ke perawatan kesehatan,
mengendalikan penyakit menular, dan mengurangi bahaya lingkungan,
kekerasan, penyalahgunaan zat adiktif, dan cedera.
Kesehatan masyarakat adalah bidang yang diarahkan untuk melayani orang
lain. Profesional melayani kesehatan masyarakat lokal, nasional, dan
masyarakat internasional. Mereka adalah pemimpin yang memenuhi tantangan
yang menarik dalam melindungi kesehatan publik saat ini dan di masa
depan.
Kesehatan masyarakat adalah bidang yang bermanfaat. Bidang kesehatan
masyarakat memerlukan pribadi yang kuat yang berupaya untuk memperbaiki
kesehatan masyarakat dan kesejahteraan.
Kesehatan masyarakat adalah bidang yang menawarkan banyak kesempatan
kerja untuk memenuhi berbagai kepentingan dan keterampilan. Apakah Anda
lebih tertarik untuk mengolah angka, melakukan penelitian, atau bekerja
dengan orang-orang, maka ada tempat untuk Anda dalam bidang kesehatan
masyarakat.
Kesehatan masyarakat sangat ideal bagi mereka yang ingin mendapatkan
kepuasan bahwa mereka bekerja untuk memperbaiki kehidupan orang lain.
Bagaimana gelar sarjana dalam kesehatan masyarakat meningkatkan peluang karier?
Banyak pekerjaan kesehatan masyarakat memerlukan gelar di bidang
kesehatan masyarakat. Seorang sarjana profesional kesehatan masyarakat
memberikan keunggulan kompetitif dibandingkan para profesional lain dan
memungkinkan para profesional untuk:
1. Mendapatkan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan lokal, nasional dan global legislatif dan sosial;
2. Berlaku luas, state-of-the-art keterampilan kuantitatif dan kualitatif yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah;
3. Mengembangkan strategi multidisipliner dan kolaboratif untuk pemecahan masalah kesehatan yang berhubungan;
4. Meningkatkan keterampilan komunikasi dengan bekerja sama dengan kelompok yang beragam, dan,
5. Diposisikan untuk peran kepemimpinan dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
Di mana pekerjaan umum profesional kesehatan?
profesional kesehatan dapat bekerja baik di sektor publik maupun
swasta. Banyak lulusan kesehatan masyarakat akan menemukan pekerjaan di
sektor publik baik lokal,provinsi, nasional baik departemen kesehatan
maupun di department lain. Pekerjaan yang tersedia di departemen
kesehatan berkisar Inspektur Keamanan Pangan, Pendidik; Analis
Kebijakan untuk epidemiologi. Di universitas sebagai pengajar dan
peneliti.
Mereka yang tertarik untuk bekerja di sebuah organisasi nirlaba dapat
menemukan pekerjaan dalam advokasi kesehatan, kebijakan, atau
penelitian untuk organisasi-organisasi seperti, Palang Merah, atau non
lokal non-profit yang berfokus pada isu-isu kesehatan tertentu.
Sementara profesional kesehatan masyarakat yang lain menemukan
pekerjaan di sektor swasta – bekerja dalam uji kontrol untuk perusahaan
farmasi atau untuk perusahaan asuransi kesehatan.
Apakah perlu gelar yang lebih tinggi untuk bekerja di bidang kesehatan masyarakat?
Meskipun dimungkinkan untuk mendapatkan pengalaman di lapangan tanpa
gelar yang lebih tinggi, para profesional kesehatan yang paling umum
memerlukan setidaknya gelar Master untuk kemajuan karier.
Pekerjaan macam apa yang dapat saya harapkan setelah lulus dengan gelar di bidang kesehatan masyarakat?
• Manajemen Analis Kesehatan Masyarakat
• Direktur Program dan Layanan (puskesmas & rumah sakit)
• Komunikasi Spesialis Kesehatan
• Penelitian
• Analis Kesehatan Lingkungan
• Manajer, dll.
IV. Kompetensi Pendukung Professionalisme SKM
Berbagai hal terjadi dalam kompetensi dunia kerja yang terjadi
meliputi dinamika hubungan antara pendidikan tinggi dan dunia kerja.
Teichler (1997;1999) Yorke dan Knight (2006) dalam Syafiq (2008),
terkait jurang antara outcome pendidikan tinggi dan tuntutan kompetensi
di dunia kerja. Beberapa pergeseran penting terjadi meliputi terjadinya
peningkatan pengangguran terdidik baik pengangguran terbuka maupun
terselubung sebagai akibat dari massifikasi pendidikan tinggi,
berubahnya struktur sosio ekonomki dan politik global yang mempengaruhi
pasar dunia kerja dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
pesat sehingga menyebabkan terjadinya berbagai perubahan mendasar dalam
hal kualifikasi, kompetensi, dan persyaratan untuk memasuki dunia
kerja.
Selanjutnya Teichler (1999); dalam Syafiq mengungkap beberapa fenomena menarik belakang ini yaitu;
1. Kemampuan mengatasi ketidakpastian (uncertainty) merupakan kunci untuk bertahan di dunia kerja
2. Pengetahuan yang spesifik memiliki kecenderungan cepat using
(obsolute), disisi lain keterampilan umum yang bisa digunakan untuk
mengatasi masalah dalam konteks professional dan ketidakpastian pasar
kerja harus menjadi dasar system belajar mengajar perguruan tinggi
3. Persyaratan dunia kerja dewasa ini menunjukkan harmoni antara
ekonomi neoliberal yang global dan peningkatan tanggung jawab social
serta solidaritas secara bersamaan
4. Bergesernya anggapan bahwa pendidikan tinggi mempersiapkan seseorang
untuk bekerja menjadi mempersiapkan seseorang untuk hidup lebih baik,
karena kompetensi yang dibutuhkan untuk bekerja sat ini begitu luas dan
kompleks sehingga mempunyai hubungan langsung dengan kebutuhan untuk
kehidupan itu sendiri.
5. Persyaratan kerja yang baru tampak semakin universal.
Paul dan Murdoch (1992) menjelaskan menghadapi dunia kerja, seorang
lulusan perguruan tinggi harus dilengkapi dengan kualifikasi berikut ini
agar dapat bertahan dan unggul dalam kompetisi:
1. Pengetahuan umum dan penguasaan bahasa Inggris
2. Keterampilan komunikasi meliputi penguasaan computer dan internet, presentasi audiovisual, dan alat-alat komunikasi lain.
3. Keterampilan personal meliputi kemandirian, kemampuankomunikasi dan
mendengar, keberaniaan, semangat dan kemampuan kerjasama dalam tim,
inisiatif, dan keterbukaan.
4. Fleksibilitas dan motivasi untuk maju yaitu kemampuan beradaptasi
sesuai perubahan waktu dan lingkungan serta keinginan untuk maju sebagai
pemimpin.
Keberhasilan pendidikan tinggi untuk menembus dunia kerja oleh Teicher menyebutkan 5 kriteria utama keberhasilan yaitu:
1. Transisi yang mulus dari pendidikan tinggi kedunia kerja meliputi
masa tunggu kerja yang singkat dan upaya pencarian yang sederhana
2. Rasio pengangguran yang rendah
3. Rasio pekerjaan non regular yang rendah
4. Kesuksesan lulusan secara vertical dalam arti investasi pendidikan
memperoleh keuntungan atau pendapatan lulusan lebih tinggi disbanding
bukan lulusan atau rasio bekerja lulusan yang tinggi
5. Kesuksesan lulusan secara horizontal dalam arti hubgungan yang erat
antara bidang studi dan jenis pekerjaan atau tingginya utilisasi
pengetahuan yang diperoleh selama pendidikan tinggi dalam pekerjaan.
Kemampuan kerja sarjana adalah sekumpulan pencapaian meliputi
keterampilan, pemahaman, dan atribut personal yang memungkinkan lulusan
untuk mendapatkan pekerjaan dan keuntungan bagi dirinya, tenaga kerja,
masyarakat, dan ekonomi secara keseluruhan. Yorke dan Knight (2006)
menjelaskan bahwa “ke bekerja an’ sangat terkait dengan kapabilitas
seperti dijelaskan oleh Stephson (1998) bahwa lulusan yang kapabel
memiliki kemampuan untuk:
1. Mengambil tindakan yang efektif dan tepat
2. Menjelaskan apa yang mereka ingin mereka capai
3. Hidup dan bekerja dengan yang lain
4. Dapat terus belajar baik secara individual maupun dengan yang lain dalam masyarakat yang beragam dan terus berubah.